Final FIFA U17 World Cup 2023 tidak digelar di JIS atau GBT

Mungkin banyak yang bertanya kenapa gelaran Piala Dunia U17 untuk pertandingan final tidak digelar di JIS atau GBT yang notabene mempunyai kapasitas lebih besar dari Stadion Manahan yang hanya 20.000 kursi?

Banyak netizen kita tercinta yang selalu mempermasalahkan hal sepele termasuk penunjukkan venue stadion padahal yang berwenang menunjuk venue pertandingan di Piala Asia adalah FIFA itu sendiri bukan pemerintah dan PSSI, banyak kaum mendang mending yang seperti biasa langsung berkomentar terlebih dahulu tanpa harus berpikir dan cari tahu sebabnya. Lebih parahnya lagi banyak yang mengaitkan hal ini dengan politik dan isu-isu liar lainnya padahal politik dan olahraga tidak berkaitan satu sama lain, seperti yang selalu admin katakan bahwa jangan mencampur adukkan politik dan olahraga.

Kembali ke pertanyaan awal, kenapa bukan JIS atau GBT melainkan Manahan yang menjadi venue final?

Perlu diketahui bahwa Piala Dunia FIFA U17 tidak seramai dan sebesar Piala Dunia senior dari sisi euforia dan popularitas namun Piala Dunia U17 ini tetap menjadi turnamen bergengsi level dunia untuk kelompok umur 17 tahun ke bawah, apalagi banyak pemandu bakat dari klub-klub Eropa juga ikut memantau perkembangan pemain muda di Piala Dunia U17 maka fasilitas dan infrastruktur Piala Dunia U17 tetap harus diberikan yang terbaik sesuai standar FIFA namun dengan kapasitas yang tak terlalu besar. Terutama masalah stadion sesuai regulasi FIFA bahwa stadion yang digunakan di Piala Dunia U17 dan U20 boleh menggunakan stadion dengan kapasitas yang tidak terlalu besar namun tetap memenuhi standar FIFA dari segi infrastruktur, fasilitas, rumput lapangan, tempat latihan, pencahayaan, dan hal teknis lainnya.

Memang ada suporter dari berbagai negara yang ikut mendukung tim kesayangan mereka tapi jumlah kedatangannya tidak sebanyak dan se antusias Piala Dunia senior seperti di Qatar 🇶🇦 kemarin, maka inilah alasan kenapa FIFA menunjuk Stadion Manahan sebagai venue final. Kita bisa flashback ke edisi sebelumnya di Piala Dunia U17 2019 yang digelar di Brazil 🇧🇷, Brazil yang notabene terkenal dengan negara yang gila akan sepak bola bahkan ada pepatah bahwa sepak bola seolah menjadi sebuah agama bagi mayoritas orang Brazil adalah sebuah fakta yang tak terbantahkan.

Namun di gelaran Piala Dunia U17 edisi 2019 justru venue pertandingan yang disiapkan kapasitasnya tidak sebesar yang ada di Piala Dunia FIFA 2014 (level senior), Estádio Bezerrão yang ditunjuk FIFA sebagai venue final Piala Dunia U17 hanya berkapasitas 20.310 kursi bahkan 3 venue lainnya juga tidak terlalu besar seperti:
1. Estádio Kléber Andrade (21.000 kursi)
2. Estádio da Serrinha (9.900 kursi)
3. Estádio Olímpico (13.500 kursi)

Padahal saat itu tuan rumah diunggulkan menjadi juara dan benar di final Brazil berhasil mengalahkan Mexico 🇲🇽 dan menjadi juara dunia U17, nah bagaimana dengan Indonesia 🇮🇩?
Penunjukkan Manahan Solo menjadi venue final adalah hal yang tepat karena laga final Piala Dunia U17 tidak seramai final Piala Dunia level senior, misalnya JIS jadi venue final Piala Dunia U17 memang benar terlihat megah dan mewah. Namun semua akan jadi sia-sia kalau stadion sebesar dan semegah JIS jumlah suporternya sedikit, hal ini menjadi sebuah kerugian bagi JIS karena:
1. Pengelola stadion membutuhkan uang dan hasil penjualan tiket untuk menunjang biaya operasional stadion
2. Tak hanya biaya operasional tapi juga biaya perawatan rumput dan fasilitas penunjang lainnya juga diperlukan pengelola dan dengan kehadiran penonton yang sedikit tidak bisa menutup dana yang diperlukan oleh pengelola
3. Kapasitas JIS juga terlalu besar untuk kelompok umur 17 tahun dan biaya sewanya terlalu mahal karena memang semakin besar kapasitas sebuah arena olahraga maka semakin mahal pula biaya sewanya.

Dengan ditunjuknya Manahan sebagai pertandingan final maka hal tersebut sudah menjadi langkah tepat yang dilakukan FIFA, toh juga FIFA tetap mengapresiasi Indonesia selaku tuan rumah yang telah menyiapkan venue besar dan megah untuk Piala Dunia FIFA U17 dan bukan tak mungkin Indonesia punya potensi besar untuk jadi tuan rumah Piala Dunia level senior di masa depan. Namun FIFA tetap berpegang pada prinsipnya bahwa laga final untuk U17 tetap harus digelar di stadion dengan kapasitas yang tak terlalu besar, untuk laga pembukaan memang digelar di Gelora Bung Tomo karena Timnas Indonesia selaku tuan rumah bertanding dan melakukan debutnya di GBT sehingga penonton yang datang juga akan banyak.

FIFA juga berpikir realistis karena Timnas Indonesia U17 mungkin akan sulit menembus babak final, jika final tetap dipaksakan di JIS namun yang lolos ke final bukan Timnas Indonesia maka kehadiran dan animo penonton masih tetap rendah dan tak sebesar saat debut di laga perdana. Maka dari itu FIFA memilih Manahan karena tak mungkin Timnas Indonesia lolos ke final dengan peluang yang kecil, kalau saja timnas Indonesia setara Brazil mungkin bisa saja FIFA mengabulkan permintaan untuk menggelar final di JIS atau GBT namun sayang kenyataannya Timnas Indonesia sendiri baru debut dan tak diperhitungkan sehingga sangat realistis laga final di stadion berkapasitas kecil bukan sesuatu yang buruk untuk menghemat biaya operasional dan harga sewa stadion.

Posting Komentar untuk "Final FIFA U17 World Cup 2023 tidak digelar di JIS atau GBT"